Jumat, 27 Juli 2012

ramadhan'33 #2

Pulang. 2 kali berbuka dirumah minggu ini. Senangnya..
Sepi. Ramadhan tahun ini dirumah sepi. Sedihnya..
Suasana takbiran yang selalu dinanti seperti angin lalu yang tidak membawa keelokan lagi, tidak seperti dulu.
Entah bagaimana itu terjadi.
Ah, bukankah Allah tidak mengurangi sedikitpun janjiNYA di ramadhan walau bagaimana pun juga? Sepi nggak sepi, puasa nggak puasa tetap saja sama, ramadhan adalah bulan paling istimewa.
http://arhamvhy.blogspot.com/2012/07/10-keutamaan-dan-keistimewaan-bulan.html


Sudah menjadi tradisi dirumah, ibu memasak dibantu saya dan mbak. sebelum saya kuliah, dan sebelum mbak menikah. Kini ibu memasak sendiri saja.
Tapi kemarin, saya kembali mendapat omelan kecil ibu didapur seperti dulu. Memasak. Yah, saya mulai betah didapur dengan omelan ibu karena kekeliruan atau sikap saya yang menurutnya kurang pantas dilakukan didapur. 
Dan mbak sekeluarga datang. Ah, senangnya. Mereka datang karena saya pulang. Saya merasa berharga.
Oh iya, ponakan sudah makin besar, kadang lupa kalo saya sudah jadi "tante". Saya menua, tentu juga dengan Bapak dan Ibu. Hal yang malas untuk disadari.


Dan lagi, nggak nyangka, adek saya udah gede juga. Adek satu-satunya yang lebih pantes jadi cucunya Bapak sama Ibu. Baru masuk kelas 2 SD..dan ini tahun pertamanya berpuasa. Biarpun mulai puasanya dari jam 7 pagi. Tapi saya tetap harus mulai memikirkan hadiah apa yang pantas nanti di tahun ketujuhnya.
Jadi inget beberapa tahun yang lalu, Zulfa, adik saya itu nyeletuk "Pak, surga si nopo?" "Pak, surga itu apa?" Bapak dengan sabarnya ngasih penjelasan yang super familier untuk anak usia empat tahunan waktu itu. Yang jelas saya sampai kesel denger pemahaman adek yang nggak ngerti-ngerti juga waktu itu.
Kasusnya sama saat dia menanyakan "Mbak Indonesia nopo si mbak?" "Mbak Indonesia apaan si mbak?". 
Dengan semangat berapi-api, saya menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara kita, presidennya begini, tempat kelahiran dan kebanggan kita, benderanya begini, 17 Agustus sampai bahasa yang dipake. Tapi sepertinya percuma saja, usia Zulfa waktu itu masih sekitar 5 tahun. "Oh, daleme Jupa niki asmane Indonesia?" "Oh, jadi rumahnya Zulfa ini namanya Indonesia?" Derrrr...*mulai khawatir kalo adek saya salah gaul. Lagian ini anak ambil kesimpulan kalimat saya yang mana coba? baiklah sepertinya Bapak yang harus ambil bagian dalam hal ini.


Yah, biar adek saya bandel, suka ngejambakin saya, suka ngancurin karya saya, suka sinis dan ngejauhin saya, susah mandinya, susah ngajinya, dan susah belajar sholatnya,
Tapi terimakasih ya dek, kamu udah nemenin Bapak sama Ibu dirumah. dan cium pipi karena tahun ini sudah ikut buka sama sahur^^

3 komentar:

  1. mbak, cinta si nopo? Zulfa, 13tahun.

    BalasHapus
  2. cukup memprihatinkan.. Zulfa.. ternyata tidak jauh sifatnya dengan kakaknya Murni Husada. sekian

    BalasHapus
  3. maksudnya? aku salah gaul? iyajuga sih kayaknya, wong aku gaulnya sama kalian juga! ckck

    BalasHapus