Minggu, 29 Juli 2012

mengapa harus bisnis?

Bisnis. Saya ingin sekali menggeluti dunia satu itu. 
Buku-buku, acara tivi, obrolan, berita, sampai semua artikel tentang itu sudah mulai saya kepo-in sejak awal kuliah.
Hm, ada satu buku yang belum lama ini saya baca. Jadi kali ini ijinkan saya share beberapa pelajaran yang saya ambil disitu.
Sembilan dari sepuluh pintu rizqi, kata Rasulullah, ada dalam perniagaan.
Kalimat pembuka dalam bab "standar hidup seorang mukmin" dalam buku salah satu penulis ternama Salim A. Fillah tersebut.
Dalam diri seorang pengusaha hampir otomatis ada pembelajaran:
1. Agar menghargai waktu dan kerja keras
Kalau seorang pegawai negeri sipil, mungkin akan sulit mengerti peribahasa time is money, soalnya mau masuk apa cuti, tetap menerima gaji bulanan. Kalau wirausahawan sudah pasti berbeda, nek nggak kerja ya nggak ada uang masuk. Jadi kerjanya kudu semangat untuk melangsungkan hidupnya.

2. Agar mengerti apa itu resiko
Ngobrolin resiko sih nggak ada habisnya kalo jadi wirausaha. Resiko inilah yang mendewasakan. Beda mungkin kalo jadi pegawai kantoran, resikonya paling-paling cuma dipecat.

3. Agar berjiwa merdeka
Kalau lagi pengen kerja, ya kerja, nek enggak yo enggak. Ini pas banget bagi yang suka travelling kemana-mana. Mau pergi kapan saja dan kemana saja tidak ada yang memarahi. Selain itu, wirausaha bisa memaksimalkan kegiatan lainnya, seperti bersosialisasi tanpa batas dilingkungan luar bisnis, melakukan kegiatan pengabdian lain misalnya atau turut menjadi relawan dalam suatu kegiatan. Ini yang juga membuat seorang wirausaha tidak merasa bosan dalam hidupnya. Life is never flat, right?

4. Agar menghargai silaturrahim
Apapun bidang yang ditekuni seorang usahawan, pada hakikatnya ia memberikan pelayanan kepada customer dan partner. Amat terasa disini bahwa silaturrahim menambah rizqi.

5. Agar berwawasan luas
Noise-Informasi-Data-Knowledge-Wishdom
Tingkatan pengetahuan usahawan. Untuk mengambil keputusan, seorang usahawan harus menguasai sampai di tingkat Wishdom seperti alur tersebut.

6. Agar cerdas mengelola anggaran
Untuk orang biasa, meski jatuh tempo suatu utang masih lama misalnya, ia sudah memikirkan untuk segera membayar. Seorang usahawan akan memutarkan kembali modal untuk mendapat laba sebesar-besarnya.

7. Agar bisa belajar kepemimpinana
Dalam memimpin suatu bisnis, selalu ada yang harus ditarik dan diulur. Itu tidak mudah. Tapi ada kunci dasar dalam memimpin manusia. Dan manusia tak hanya memerlukan financial benefit, tapi juga emotional benefit.

8. Agar merasakan indahnya sedekah
Bisa saja hitung-hitungan untuk sedekah jika gaji yang diterima tetap. untuk kebutuhan dapur sekian, listrik sekian, air, dan ditabung sekian. sisanya untuk sedekah. Tapi enterpreneur tidak bisa demikian. Jadilah indahnya sedekah. Kalo rizqi sedang lapang ya sedekah sepuasnya, kalo sedang sempit ya sedekahnya foya-foya. untuk menjemput rizqi ceritanya.

9. Agar lebih peka untuk bersyukur dan bersabar
Gaji tetap. kadang membuat kita berada di wilayah abu-abu. Tidak ada sureprise yang mengajarkan kita bersyukur. Tidak ada hal yang menakjubkan yang tiba-tiba membuat kita bersujud syukur. Dinamisnya, iklim usaha akan mendatangkan kesempatan besar untuk bersabar dan bersyukur. Sensitivitas terhadap kuasa Allah dalam rizqi menjadi terasah.

10. Agar merasakan nikmatnya memberi kemanfaatan bagi banyak orang
Manusia terbaik adalah yang paling banyak kemanfaatannya bagi manusia lain. dengan berwirausaha, kita tentu dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. bagi karyawan sehingga dapat menyejahterakan hidupnya dan kelaurganya, bagi negara sehingga dapat membantu dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Sudahkah kita memikirkan sampai disini? Tapi live is a choise! hanya dengan kesungguhan dan keikhlasan, pekerjaan apa saja dalam hidup ini tentu menjadi kesenangan, dan berkah tentunya.
Bismillah..bisnis yuk!?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar