Selasa, 17 Juli 2012

judge

Cuek dan keras kepala. Entah darimana saya mendapat sifat seperti ini. Bukan cuek pada setiap hal memang. Saya pikir Bapak terlalu baik untuk dicap sebagai pribadi yang demikian. Bapak suka nyuruh saya menghentikan aktivitas apa pun saat itu juga untuk menenangkan anak tetangga yang sedang menangis. Bapak nggak tahan denger anak kecil nangis lama-lama. Sungguh. Sedangkan ibu, ah. Ibu terlalu lembut dan sederhana untuk menjadi orang yang disebut cuek apalagi keras kepala.


Katanya, perempuan itu harus lemah lembut, santun dan nurut, sulit.
Kenapa tidak berani, tangguh dan periang? ah, bukan ekspektasi sesorang saja.
Tapi bukankah memenuhi setiap ekspektasi itu sulit? saya pikir.
Terus? be your self? maunya begitu.
Tapi Bapak selalu bisa membesarkan hati, ketika saya down pada judge orang lain terhadap saya, saya hanya mengiyakan ketika beliau bilang "kamu orangnya prinsipil".
Katanya prinsipil itu hanya tidak suka pada kepura-puraan. Pura-pura baik, sok suka, sok nggak suka,  sok imut, sok peduli, sok nggak peduli dan lainnya hanya untuk mendapatkan simpati, atau diterima dalam masyarakat. Maksa.
Kenapa nggak jadi diri sendiri aja sih. Natural gitu. Bukannya memang fitrah setiap orang punya karakternya masing-masing? Ah, ngeles.


Bapak selalu menyampaikan bahwa hidup ini memang keras. Banyak resiko. Penuh perjuangan..yah segalanya nggak bisa didapet dengan gampang gitu. You have to fight for everything.
Lalu? Apa karena itu, saya demikian keras kepala dan tidak ada toleransi pada orang lain yang menggampangkan sesuatu, yang merendahkan usaha orang lain, yang nggak punya effort untuk memperoleh sesuatu dan yang suka minta dikasihanin sama orang lain? Ah.  Wallohua'lam.

1 komentar: