Senin, 05 November 2012

the respons

The respons, yah tulisan ini adalah tanggapan saya terhadap postingan sebelumnya tentang tipe manusia. Setelah baca-baca lagi, keempat tipe tersebut kok sepertinya belum menyeluruh ya? Maksudnya ada karakter manusia diluar penjelasan tipe tersebut. Apa ini semacam pengkelasan mirip ordo, genus sampai spesies untuk semua karakter yang ada? Keempat ini adalah kingdom. Ah makin ngaco saja.


Karakter tiap orang emang beda-beda kaya permen nano-nano atau kalo kata temen saya, orang itu kaya isi bakwan. Macem-macem. Bikin hidup banyak rasa deh pokoknya. Jadi perlakuan kita terhadapnya juga beda. Nah jadi gimana tuh? Isi bakwan misalnya ada wortel, jagung, sama kobis. Pas kobis yang kegigit ekspresinya harus meremin satu mata dan bilang wow? gitu? Dan pas nggigit wortel harus melotot sama bilang mmmm...yummi! terus kalo jagung dilepehin?? Hai1iissshh... tulisan apalah ini. I know, it isn’t the explaining of the statement.


Emang exactly kalo perlakuan ke orang lain itu mesti beda-beda, tapi perlakuan yang beda ini apa harus mencirikan sikap kita? Sikap yang seperti apa? Sedangkan sikap yang baik kan belum tentu bener. Karena menurut saya baik itu relatif. Dan benar is absolutely. Kadang memang hal ini yang membuat saya bingung menghadapi sikap negatif orang lain. Harus bersikap baik atau harus bersikap bener apa adanya untuk membuat orang itu lebih baik? Sedangkan menjadi bener itu kadang kejam yah?

Tapi suer deh ya buat just stay who you are itu suka susah. Ya nggak si? Maunya semuanya sesuai sama yang kita pengen. Padahal seinget saya mah kita semua pernah dapet materi PPKN dulu (seinget saya materinya: tenggang rasa, jujur, suka menolong, adil, suka menabung, berani, tanggungjawab, rela berkorban ..etc) bagus gitu yah semuanya. Nggak ada negatif atau pelajaran sikap yang merugikan orang lain dan ditambah lagi tempaan dari orang tua masing-masing sejak kecil. Tapi fiks. nobody is perfect maaannnnn.... asal nggak senonoh dan ngerasa paling bener ajasih. ^__~


Baiklah mungkin semakin banyaknya tindakan negatif yang nggak berkarakter bangsa baru-baru ini, menyadarkan pemerintah untuk membuat kurikulum baru. Kurikulum yang ada pendidikan karakternya. Pendidikan kepribadian. Halah...tapi ini c1yus l0h.


Jadi kesimpulannya, karakter itu mirip parfum. Parfum yang kita pake udah pasti wangi, pas dan sesuai dengan yang kita inginkan. Tapi menurut orang lain yang mencium? Wangi sih tapi belum tentu pas dan sesuai dengan penciuman mereka. Makanya wangi parfum banyak jenisnya. Masa iya kita mau nyuruh semua orang pake parfum kita? Atau nyuruh mereka jauh-jauh biar kita nggak nyium parfumnya yang notabene kita nggak suka? Ada-ada aja. Intinya sih, kalo pake parfum jangan kebanyakan. *Loh


Dan maaf atas sikap saya yang sok tau, berisik, keras kepala, memaksakan kehendak, pendendam, gampang nangis dan banyak lagi sikap negatif yang mungkin saya belum sadarin, yang sangat berpotensi menyakiti teman-teman semua selama ini. Kalo boleh, saya mau ngutip doanya Abu Bakar As-Sidiq:
“Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui tentang diriku. Dan jadikanlah aku lebih dari apa yang mereka duga. Amin”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar