Akhirnya bisa liburan di Jakarta!
Iya liburan yang tidak terencana tepatnya. Awal weekend di Bulan Oktober ini, kami, rangers Secan Phyton, sebut saja begitu, mengunjungi Pulau Tidung,
salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang lumayan terkenal itu.
Pulau
Tidung merupakan pulau terbesar dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Kepulauan
Seribu. Pulau hunian penduduk ini memiliki luas sekitar 109 ha dengan populasi
sekitar 5000 jiwa. Pulau Tidung terhampar membujur panjang dari barat ke
timur dan menjadi 2 bagian (Tidung Besar & Tidung kecil) yang dihubungkan
oleh ‘Jembatan Cinta’---> http://www.pulau-tidung.com/index.html
Jum'at, 04 Oktober 2013
Berawal dari sms yang tidak terduga di jumat sore berisi ajakan liburan. Pokoknya sangat mendadak dan tanpa persiapan apa-apa. Terlebih jumat malam saya masih lembur di kantor, Sita juga masih praktek di RS. Tapi bukankah sudah jadi kebiasaan bahwa lebih mudah merealisasi sesuatu yang tidak terencana? Dan sesuatu yang direncanakan malah biasanya gagal. Mindset yang sudah membudaya yang sering saya alami -_-
Berawal dari sms yang tidak terduga di jumat sore berisi ajakan liburan. Pokoknya sangat mendadak dan tanpa persiapan apa-apa. Terlebih jumat malam saya masih lembur di kantor, Sita juga masih praktek di RS. Tapi bukankah sudah jadi kebiasaan bahwa lebih mudah merealisasi sesuatu yang tidak terencana? Dan sesuatu yang direncanakan malah biasanya gagal. Mindset yang sudah membudaya yang sering saya alami -_-
Dan here we go ! Saya menjadi anggota rantau di Jakarta paling newbie diantara mereka. Diantara teman
sekelas SMA bernama ‘SecanPhyton’
ini. Dan inilah senior saya dalam hal pengalaman bergelut di dunia sekejam
Jakarta:
Dan akhirnya, kami temen sekelas
selama dua tahun di SMA, yang dulu nggak pernah akrab disatukan lagi di Jakarta
ini dengan kondisi dan profesi yang berbeda. Hah! Bonusnya kami semua memang
seneng dolan, dan kedua cowok ini
hobi banget sama fotografi. Nanti bisa dilihat jepretan mereka yang keren-keren
deh pokoknya.
Sabtu, 05 Oktober 2013
Persiapan berangkat jam5 pagi dari Jakarta Selatan menuju Dermaga Muara Angke Jakarta Utara. Denger-denger kapal penyeberang dibatasi. Dan hanya beroperasi pagi saja, kecuali rombongan.
Persiapan berangkat jam5 pagi dari Jakarta Selatan menuju Dermaga Muara Angke Jakarta Utara. Denger-denger kapal penyeberang dibatasi. Dan hanya beroperasi pagi saja, kecuali rombongan.
Tentu dengan mata terkantuk-kantuk, di samping halte Al Ahzar, saya dan Hari menunggu jemputan Sita dan Rifqi dari Depok |
Sampai di Muara Angke, bersama
ratusan bahkan ribuan wisatawan lainnya, kapal mulai melesat satu persatu sekitar
pukul 07.30 an. Dan dua jam setelahnya, sampailah di Pulau Tidung paradise ^^
Kapal penyeberang |
Efek kerja rodi sebelum liburan :p (di dalam kapal) |
Dermaga Pulau Tidung
yang
sangat bersih, jauh berbeda dengan Muara Angke yang penuh sampah dan airnya
berwarna cokelat kehitaman |
Sampai di Pulau Tidung kami
segera berburu penginapan yang sesuai dengan budget kami.
Di atas adalah penginapan yang
kami dapat seharga 300.000 sehari semalam. Berikut fasilitas: 2 ruang kamar
tidur, 1 kamar mandi, AC, TV dan dispenser. Lumayan adem lah.
Menjelang siang dengan perut kelaparan kami jalan sembari survey lokasi mana saja yang akan kami kunjungi nanti di pulau yang luasnya hanya 109 ha ini.
Jalan di pulau ini bukan
jalan aspal. Semua berupa paving blok seperti ini
|
Jajanan m*r*mas, nutr* s*ri dan es kelapa harga standar 5.000 |
Ayam bakar sebelah, sambal kecap, tempe goreng dan air es |
Karena semua dibanderol 114.000 !
Selesai makan, kami semua yang
notabene kurang tidur memutuskan untuk istirahat dulu. Barulah sekitar jam 3
sore kami ngepit menuju pantai di
ujung timur Pulau Tidung. Oh iya transportasi utama wisatawan disini adalah
sepeda. Semua penginapan menyediakan sepeda sebagai kendaraan kemana saja
disini. No mobil, no yang lain. Tapi warga disini udah banyak yang punya motor juga
sih.
Sampai di pantai dengan menggunakan baju siap basah kami mulai memilih wahana apa saja yang akan kami naiki. Dan akhirnya sore itu kami memilih banana boat dan canoe saja. Sayang kami tidak membawa kamera untuk mengbadikan. Karena takut basah kecemplung air.
Sampai di pantai dengan menggunakan baju siap basah kami mulai memilih wahana apa saja yang akan kami naiki. Dan akhirnya sore itu kami memilih banana boat dan canoe saja. Sayang kami tidak membawa kamera untuk mengbadikan. Karena takut basah kecemplung air.
Puas bermain air, sekitar pukul 16.30,
kami segera menuju ujung barat Pulau Tidung untuk mengejar sunset, tentu setelah berkemas ganti baju, shalat dan sebagainya.
Perjalanan menuju ke barat,
ke barat semacam mengejar kitab suci *heh*
|
Sekitar pukul 17.00 kami mulai
melakukan perjalanan ke barat mengejar sunset.
Sayang ada tragedi salah satu rantai sepeda kami putus di tengah jalan, jadi
agak terlambat melihat sunset waktu
itu. Tapi tetep kami tidak kehilangan moment
buat jeprat jepret di pinggir pantai
barat tidung.
Untungnya kita punya guide sukarela yang melulu mengikuti
kami kemanapun kami pergi. Beliau mengenalkan diri dengan nama Boy, akhirnya
kami sepakat memanggilnya Mas Boy. Dari awal kami tiba di pulau ini, Mas Boy
sudah mengikuti kami mencari penginapan, main ke wahana air, mengejar sunset, memarkirkan sepeda setiap kami
berhenti, membawakan air minum setelah kami mainan air berjam jam, nemenin kami
pesen tiket pulang, sampai nganter kami pulang ke kapal di dermaga. Semacam guide pribadi yang kami sewa saja lah
pokoknya.
Ya lumayan buat hiburan banget si,
soalnya Mas Boy orangnya ‘lucu’ dan ‘unik’. Dari pertama kali ketemu beliau
saya sudah langsung bisa menebak kalo Mas Boy dulu pas kecil pasti pernah jatoh
dari pohon dan kepalanya nyampe duluan di bawah. Bisa dibayangin kan orangnya
seperti apa? Hehe. *ampun mas boy*
Nah Mas Boy ini yang mengurus
sepeda yang rusak itu, dan akhirnya kamipun bisa nyampe ke barat. Bukan ujung
Tidung sih, seenggaknya sisa matahari masih kelihatan dari pantai ini.
Kami akhirnya kembali lagi menuju
penginapan untuk ishoma. Niatnya pas malem mau main keluar tapi kondisi badan
tidak memungkinkan. Terlebih besok pagi puncaknya liburan. Yup, ngejar sunrise dan snorkeling.
Kami keluar untuk makan malam
saja. Dan menu kami berikutnya dan seterusnya adalah indomie ! Hah. Melihat budget yang mulai menipis :3
Indomie + nasi di pulau ini pun
di hargai 8.000 -_-
Minggu, 6 Oktober 2013
Selepas subuh, sekitar pukul
05.00 kami melesat mengayuh sepeda menuju ujung timur pulau tidung.
Meninggalkan Mas Boy yang nampaknya belum bangun waktu itu.
Sampai di lokasi, ternyata kami
tidak sendiri. Ada ratusan wisatwan lainnya yang juga ‘berburu’ sunrise. Dan perburuan kami berhasil. Sunrise terhamparsempurna di depan mata
kami. Kalo kata orang Korea, Daebak
!!
Pilih spot dan fokusin kamera dulu :D |
Jembatan menuju penginapan dekat Tidung kecil, yang tidak ada yang menginap disana |
Setelah puas berpose, kami
memutuskan untuk kembali ke penginapan bersiap melanjutkan lagi menjadi manusia
laut sementara. Here we go, snorkeling
!
diantar ke tengah laut menggunakan banana boats |
Pohon yang menancap di tengah tengah wilayah snorkeling. Lumayan buat nyantolin kamera |
Hampir dua jam kami berenang
bareng sama ikan ikan warna warni, yang nggak bisa bikin kita berhenti bertasbih.Betapa
luar biasa kehidupan mereka di laut bersama dengan karang dan jutaan makhluk
lain di dalamnya. Ah coba ada kamera underwater.
Setelah kewalahan, kelaparan dan
kehausan berbonus menggigil kedinginan, barulah kami menyerah dan segera
menanti boat jemputan menuju daratan.
Oh iya, next time kalo snorkeling
baiknya bawa minum dan makanan ikan. Biar ikannya terus deket deket sama kita.
Sampai di parkiran, kami sudah
dinanti Mas Boy yang setia membawakan kami minum.
Sampai di penginapan, kami segera
beberes packing dan cari makan siang.
Kabar buruknya, kapal penjemput menuju Muara Angke terakhir jam 12.30 siang.
Kapal selanjutnya ada keesokan harinya.
Kami lantas mempercepat packing dan makan siang kami,lalu segera
menuju dermaga. Dan fix itulah kapal penyeberang
terakhir yang kami naiki hari itu juga menuju Muara Angke.
Kurang lebih 3 jam perjalanan,
setelah kapal berhenti beberapa saat di tengah laut karena ada sampah yang
menyumbat mesin, akhirnya sampai di Muara Angke.
di atas dermaga kapal Muara Angke |
Sekitar pukul 16.00, kami lantas
melanjutkan perjalanan menuju stasiun kota. Karena sulit menemukan kendaraan
lain di jalan yang didominasi oleh udara ikan, kami memutuskan untuk menungangi
bajaj.
Bajaj yang overload ini dibanderol 35.000 sampai stasiun kota |
Kurang lebih setengah jam perjalanan,
sampai di stasiun kota. Kami berempat berpisah disana. Saya dan Hari menuju
halte busway ke Jakarta Selatan,
Rifqi dan Sita menuju Depok menggunakan KRL.
Finally, saatnya kembali ke dunia nyata. Senin pukul 08.15 pagi
sudah harus absen di kantor -_-
Biar badan pegel semua, tapi ini
liburan spontan paling keren deh selama di Jakarta. Hehe
Oh iya, ini review biaya dua hari kami di Pulau Tidung:
Taksi Depok-Jakarta Selatan-Muara
Angke, Jakarta Utara: IDR 166.000 (gratis
karena pake voucher taksi:D )
Tiket Kapal Muara Angke – Pulau
Tidung atau sebaliknya: @ IDR 40.000
Penginapan sehari semalam: IDR 300.000 (dibagi berempat)
Sepeda santai selama di Pulau
Tidung: @ IDR 15.000
Banana boats, Canoe, Donuts boats, Snorkeling dsb: @ IDR 35.000
3X makan untuk 4 porsi: @ IDR 178.000 (dibagi berempat)
Transport bajaj Muara Angke –
Stasiun Kota: IDR 35.000 (dibagi
berempat)
Busway: @ IDR 3.500
KRL: @ IDR 7.500
Lain – lain (jajan serta tips guide sukarela): IDR 50.000 (dibagi berempat)
Biaya bisa ditekan lagi misalnya
dengan menambah jumlah orang/ rombongan untuk mengurangi biaya penginapan dan
transportasi, tidak memberi tips untuk guide
sukarela atau menolak diikuti guide,
serta transportasi menuju Muara Angke diganti dengan KRL/ lainnya, asalkan jam
07.00 pagi sudah tiba di dermaga.
Oh iya, karena penginapan
menyediakan dispenser panas, bisa dimanfaatkan dengan membawa bekal popmie
misalnya, atau kopi instantdan
sebagainya jadi biaya makan bisa lebih ditekan lagi.
Dan akhirnya, selamat
merencanakan liburan ^O^
20 Oktober 2013.
Kos Putri Amanda No. 14,
Kebayoran Baru Jakarta Selatan, ba’da maghrib setelah mencuci baju :)